Ia = dia (orang ketiga tunggal)
Ia adalah satu kata.
Contoh:
ia ungkarangi dia yang mengerjakan
ia unggarai dia yang membuat
ia ussuai dia yang menyuruh
Kata ganti ia adalah na. Jika kata ia berubah menjadi na maka tidak lagi berdiri sendiri sebagai satu kata tetapi berubah menjadi awalan.
Contoh:
nakande dia makan
nagaraga dia buat
nabaa dia bawah
Begitu juga bila terdapat dibelakang sebagai akhiran.
Contoh:
gau’na perbuatannya
tedongna kerbaunya
kameloanna kebaikannya
Untuk menunjukkan diri yang dibicarakan atau dimaksudkan, maka ia berubah menjadi i yang ditambahkan dibelakang kata sebagai akhiran.
Contoh:
misa-misai dia sendiri
budai mereka banyak
manarangi dia pintar
Kami = kami (orang pertama jamak)
Kami adalah satu kata.
Contoh:
kami dirua kami yang dikena
kami ditalo kami kalah
kami umpemeloi kami yang memperbaiki
Kata ganti kami adalah ki. Jika kata kami berubah menjadi ki maka tidak lagi berdiri sendiri sebagai satu kata tetapi berubah menjadi awalan.
Contoh:
kitampe kami tinggalkan
kidulluan kami tunjukkan
kipemeloi kami perbaiki
Begitu pula bila terdapat dibelakang kata sebagai akhiran.
Contoh:
umangki sawah kami
anungki kepunyaan kami
kayungki kayu kami
Kata kami juga bisa berubah menjadi kan tetapi hanya terjadi dibelakang kata sebagai akhiran.
Contoh:
masiri’kan kami malu
mengkarangkan kami bekerja
malekan kami pergi
Kerap kali juga akhiran kan ini menjadi akhiran kanni.
Contoh:
sumalongkanni kami jalan-jalan
kumandekanni kami makan
torrokanni kami tinggal
Demikian pula pada kalimat pertanyaan: kan bisa menjadi kanni.
Contoh:
ke’de’rakan apakah kami berdiri?
atau ke’derakanni apakah kami beridiri?
malerakan apakah kami pergi?
atau malerakanni apakah kami pergi?
denpa kasitarrusanna....
denpa kasitarrusanna....